Prevalensi yang terjangkit virus HIV menjelang berakhirnya tahun 2014, terjadi peningkatan tajam,khususnya pada golongan Heteroseksual. Dimana Ibu Rumah Tangga saat ini sudah mendominasi dari populasi kunci lainnya, yaitu sektar 55% dari total sekitar 9000an orang yang sudah terdeteksi tertular HIV di Surabaya.
Sekarang persoalannya adalah : siapakah yang membawa virus tersebut ?
Laki-laki beresiko tinggi, mulai mencuat dan menjadi sasaran bidik dari upaya penemuan kasus, melalui Mobile VCT, mengapa demikian ?
Mereka yang memenuhi kriteria 3M yaitu Mobile, Man with Money, sebab mereka berpotensi sekali menggunakan jasa WPS cukup tinggi.
Tidak ada waktu lagi yang paling efektif terkait kapan akan dilakukan ? sebaiknya adalah sekarang juga dilaksanakan VCT. Sebab semakin cepat dilakukan semakin baik, sehingga ketika ditemukan kasus, dapat ditekan sedini mungkin. Penyebebaran virus dapat diminimalisir.
Dengan melalui mobile VCT, pelaksanaan dapat dilakukan di lingkungan kerja mereka, dengan terlebih dahulu melakukan kesepakatan dan kesepahaman pada pihak-pihak yang terkait. .
Yayasan Abdi Asih Surabaya
Tuesday, November 18, 2014
YAYASAN
ABDI ASIH SURABAYA
Oktober 2014
Selama
bulan Oktober 2014 telah melakukan penjangkuan terhadap 54 orang yang
berkategori HRM, Background pekerjaan mereka adalah sopir truck barang antar
kota dan propinsi, ABK, security dan buruh serta masyarakat umum yang bisa
diindikasikan sebagai LBT. Rentang usia sekitar 22 tahun hingga 40 tahun. Sedangkan area sasaran yang dijangkau adalah
di daerah Pelabuhan Tanjung Perak, Tandes, sekitar lokalisasi Jarak dan Dolly.
Dari hasil
yang penjangkauan, diketahui bahwa kebanyakan dari Pria beresiko tinggi ini
tidak memiliki pasangan tetap dalam hubungan seksual. Banyak dari Pria beresiko
tinggi kebanyakan memiliki pengetahuan yang kurang perihal informasi tentang
HIV / AIDS, Pentingnya penggunaan kondom dan test VCT bila mereka adalah
seorang yang aktif berhubungan seks dan tidak memiliki pasangan tetap. Oleh
karenanya, dalam rangka “temukan”, telah dilaksanakan mobile Clinik di Terminal
Kalimas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada tanggal 23 Oktober 2014 yang
diikuti sebanyak 20 orang. Adapun sasarannya adalah para awak ABK, sopir truk
dan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM).
Yang
menarik pada penjangkuan kali ini adalah ketika menemui klien yang bekerja
sebagai buruh di sekitar lokalisasi Jarak dolly dan kembang kuning, Pria ini
mengungkapkan bahwa dia membayangkan kalau pakai kondom berarti burungnya
seperti diplastikin dan kayaknya ngepress di alat kelaminnya dan bikin nggak
nyaman. Saya pun menjelaskan bahwa itu hanya bayangan dari pria tersebut saja,
saya memberikan kondom beberapa secara gratis untuk di gunakan lain waktu dan
mengajak untuk melakukan test vct di pertemuan selanjutnya.
Ada
beberapa kendala ketika dilakukan ajakan untuk VCT, rata-rata alasan mereka
adalah takut (walaupun sudah diinformasikan bahwa prevalensi orang yang sudah
terinfeksi di Surabaya sudah cukup tinggi).
Selain
penjangkauan terhadap kelompok pria beresiko tinggi, juga melakukan
pendampingan terhadap 3 orang odha (bulan September) dan 2 odha (Bulan Oktober).
Terkait
dengan koordinasi telah dilakukan komunikasi dengan beberapa layanan yaitu di
PKM Kedurus, Perak Timur dan RS Dr Suwandi. Dan yang terkait dengan pola
kebijakan, telah berkoordinasi pula dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan
KPA Kota Surabaya.
Demikianlah
sekilas laporan narasi yang dapat dilaporkan.
Surabaya,
22 Oktober 2014
Kordinator Lapangan
Monday, November 17, 2014
LELAKI BERESIKO TINGGI
Kasus HIV-AIDS , bisa digambarkan seperti bola salju, dari kecil terus menggelinding ke bawah akan
semakin lama akan semakin membesar. Prevalensi
penderita HIV-AIDS semakin lama juga semakin
banyak jumlahnya, dan sasarannya saat ini sudah cenderung menyebar (tidak lagi
melihat apakah perempuan atau laki-laki), semuanya berpotensi tertular virus
tersebut.
Terkait dengan kondisi diatas,
sasaran utama dari promotion clinik ini adalah para pekerja laki-laki di wilayah pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya. Dengan asumsi dasar bahwa
tingkat resiko Laki-laki untuk tertular lebih tinggi, sebab mayoritas laki-laki
adalah sebagai penopang keluarga dan ditunrut utuk bekerja (sebagai wujud
pemenuhan kebutuhan keluarga di bidang ekonomi) di luar rumah.
Menteri
Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan kunci penularan AIDS adalah pada pria
beresiko tinggi (risti) seperti kelompok
"mobile men with money" (3M) atau pria yang bekerja jauh dari rumah
sehingga sasaran sosialisasi akan ditujukan kepada kelompok tersebut.
"Faktor itu disebut 3M. Meskipun tidak menjadi faktor mutlak, namun memperkuat risiko penularan HIV. Karena potensi menggunakan jasa PSK juga tinggi
"Faktor itu disebut 3M. Meskipun tidak menjadi faktor mutlak, namun memperkuat risiko penularan HIV. Karena potensi menggunakan jasa PSK juga tinggi
Dari data tahun 2013 KPAN
merilis, jika lebih kurang 3,1 juta lelaki di Indonesia membeli jasa PSK.
Sedangkan 1,6 juta perempuan menikah dengan lelaki tersebut. Dengan begitu,
jika tidak dilakukan upaya pencegahan maka risiko wanita tersebut terpapar
HIV-AIDS pun tinggi.
"Dampaknya, potensi bayi atau anak-anak untuk terinfeksi HIV juga besar," tandasnya.
"Belum tentu PSK yang menularkan HIV. Bisa jadi virus terjangkit dari pelanggan sebelumnya yang notabene adalah laki laki,"
"Dampaknya, potensi bayi atau anak-anak untuk terinfeksi HIV juga besar," tandasnya.
"Belum tentu PSK yang menularkan HIV. Bisa jadi virus terjangkit dari pelanggan sebelumnya yang notabene adalah laki laki,"
Subscribe to:
Posts (Atom)