Tuesday, November 18, 2014

Mobile VCT LBT

Prevalensi yang terjangkit virus HIV menjelang berakhirnya tahun 2014, terjadi peningkatan tajam,khususnya pada golongan Heteroseksual. Dimana Ibu Rumah Tangga saat ini sudah mendominasi dari populasi kunci lainnya, yaitu sektar 55% dari total sekitar 9000an orang yang sudah terdeteksi tertular HIV di Surabaya.
Sekarang persoalannya adalah : siapakah yang membawa virus tersebut ?
Laki-laki beresiko tinggi, mulai mencuat dan menjadi sasaran bidik dari upaya penemuan kasus, melalui Mobile VCT, mengapa demikian ?
Mereka yang memenuhi kriteria 3M yaitu Mobile, Man with Money, sebab mereka berpotensi sekali menggunakan jasa WPS cukup tinggi.
Tidak ada waktu lagi yang paling efektif terkait kapan akan dilakukan ? sebaiknya adalah sekarang juga dilaksanakan VCT. Sebab semakin cepat dilakukan semakin baik, sehingga ketika ditemukan kasus, dapat ditekan sedini mungkin. Penyebebaran virus dapat diminimalisir.
Dengan melalui mobile VCT, pelaksanaan dapat dilakukan di lingkungan kerja mereka, dengan terlebih dahulu melakukan kesepakatan dan kesepahaman pada pihak-pihak yang terkait. .
Laporan Narasi Sufa

YAYASAN ABDI ASIH SURABAYA

Oktober 2014


Selama bulan Oktober 2014 telah melakukan penjangkuan terhadap 54 orang yang berkategori HRM, Background pekerjaan mereka adalah sopir truck barang antar kota dan propinsi, ABK, security dan buruh serta masyarakat umum yang bisa diindikasikan sebagai LBT. Rentang usia sekitar 22 tahun hingga 40 tahun.  Sedangkan area sasaran yang dijangkau adalah di daerah Pelabuhan Tanjung Perak, Tandes, sekitar lokalisasi Jarak dan Dolly.
Dari hasil yang penjangkauan, diketahui bahwa kebanyakan dari Pria beresiko tinggi ini tidak memiliki pasangan tetap dalam hubungan seksual. Banyak dari Pria beresiko tinggi kebanyakan memiliki pengetahuan yang kurang perihal informasi tentang HIV / AIDS, Pentingnya penggunaan kondom dan test VCT bila mereka adalah seorang yang aktif berhubungan seks dan tidak memiliki pasangan tetap. Oleh karenanya, dalam rangka “temukan”, telah dilaksanakan mobile Clinik di Terminal Kalimas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada tanggal 23 Oktober 2014 yang diikuti sebanyak 20 orang. Adapun sasarannya adalah para awak ABK, sopir truk dan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM).
Yang menarik pada penjangkuan kali ini adalah ketika menemui klien yang bekerja sebagai buruh di sekitar lokalisasi Jarak dolly dan kembang kuning, Pria ini mengungkapkan bahwa dia membayangkan kalau pakai kondom berarti burungnya seperti diplastikin dan kayaknya ngepress di alat kelaminnya dan bikin nggak nyaman. Saya pun menjelaskan bahwa itu hanya bayangan dari pria tersebut saja, saya memberikan kondom beberapa secara gratis untuk di gunakan lain waktu dan mengajak untuk melakukan test vct di pertemuan selanjutnya.
Ada beberapa kendala ketika dilakukan ajakan untuk VCT, rata-rata alasan mereka adalah takut (walaupun sudah diinformasikan bahwa prevalensi orang yang sudah terinfeksi di Surabaya sudah cukup tinggi).
Selain penjangkauan terhadap kelompok pria beresiko tinggi, juga melakukan pendampingan terhadap 3 orang odha (bulan September) dan 2 odha (Bulan Oktober).
Terkait dengan koordinasi telah dilakukan komunikasi dengan beberapa layanan yaitu di PKM Kedurus, Perak Timur dan RS Dr Suwandi. Dan yang terkait dengan pola kebijakan, telah berkoordinasi pula dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan KPA Kota Surabaya.
Demikianlah sekilas laporan narasi yang dapat dilaporkan.


Surabaya, 22 Oktober 2014



Kordinator Lapangan 

Monday, November 17, 2014

LELAKI BERESIKO TINGGI


Kasus HIV-AIDS , bisa  digambarkan seperti bola salju,  dari kecil terus menggelinding ke bawah akan semakin lama akan semakin membesar.  Prevalensi penderita HIV-AIDS semakin  lama juga semakin banyak jumlahnya, dan sasarannya saat ini sudah cenderung menyebar (tidak lagi melihat apakah perempuan atau laki-laki), semuanya berpotensi tertular virus tersebut.
Terkait dengan kondisi diatas, sasaran utama dari promotion clinik ini adalah para pekerja laki-laki  di wilayah pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.  Dengan asumsi dasar bahwa tingkat resiko Laki-laki untuk tertular lebih tinggi, sebab mayoritas laki-laki adalah sebagai penopang keluarga dan ditunrut utuk bekerja (sebagai wujud pemenuhan kebutuhan keluarga di bidang ekonomi) di luar rumah.
 Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan kunci penularan AIDS adalah pada pria beresiko tinggi (risti) seperti  kelompok "mobile men with money" (3M) atau pria yang bekerja jauh dari rumah sehingga sasaran sosialisasi akan ditujukan kepada kelompok tersebut.
"Faktor itu disebut 3M. Meskipun tidak menjadi faktor mutlak, namun memperkuat risiko penularan HIV.  Karena potensi menggunakan jasa PSK juga tinggi

Dari data tahun 2013 KPAN merilis, jika lebih kurang 3,1 juta lelaki di Indonesia membeli jasa PSK. Sedangkan 1,6 juta perempuan menikah dengan lelaki tersebut. Dengan begitu, jika tidak dilakukan upaya pencegahan maka risiko wanita tersebut terpapar HIV-AIDS pun tinggi.
"Dampaknya, potensi bayi atau anak-anak untuk terinfeksi HIV juga besar," tandasnya.
"Belum tentu PSK yang menularkan HIV. Bisa jadi virus terjangkit dari pelanggan sebelumnya yang notabene adalah laki laki,"